Friday, September 18, 2015

B2? Siapa takut. HELLO KITTY PASAR TERBAN

"Berani gak nulis ulasan masakan daging babi? "
Seorang teman pernah menanyakan hal itu ke saya. Saat itu saya cuma menjawab 'mmmmh...' sambil nyengir ga jelas.

Memang tidak semua orang boleh dan mau makan daging babi. Jangankan babi, kangmas saya & anak istrinya saja menolak makan lele & semua ikan tak bersisik. Tapi itu kan mereka.. Saya pribadi memang tidak hobi2 amat menyantap daging ini tapi juga tidak akan menolak jika terhidang di depan hidung saya hehehehe..

Saat awal tinggal di Jogja beberapa tahun yang lalu, saya agak kaget karena di penjuru kota ini bertebaran tulisan masakan B2 dan B1. Ada juga sih yang nama dagangannya disamarkan dengan istilah 'jamu'. Bertambah rasa heran saya karena beberapa kali saya makan di tempat beginian ada juga pengunjung yang ikut makan memakai atribut keagamaan yang menunjukkan kalau daging ini terlarang versi agama mereka. Kembali lagi, tapi itu kan merekaaaa...

Kebanyakan daging B2 yang saya cicipi diolah dengan bumbu oriental ala restoran chinese, tapi ah, citarasanya sudah terlalu biasa. Kali ini saya akan bercerita tentang masakan daging B2 yang diolah dengan citarasa Jawa khas Jogja. Pokoknya Jogja banget deh bumbu dan rasanya meskipun yang diolah bukan daging sapi,kambing atau ayam dan sejenisnya. Warung ini tak berjuluk dan tak bernama. Saat saya tanyakan namanya, si ibu malah cuma nyengir lebar tanpa menjawab pertanyaan saya. Dahulu kami agak kesulitan mencari lokasinya karena memang tenda ini tak diberi nama, dan saya hanya dibekali petunjuk berupa "Hello Kitty" oleh adik sepupu saya. Baiklah... jika demikian halnya, meski sekilas saya tebak namanya warung Valentin tapi kita sebut saja Warung tenda Hello Kitty ya..

Warung tenda ini berada di Jl C Simanjuntak Jogja, tepatnya di pelataran parkiran Pasar Terban. Dahulu mereka membuka warung di pinggir jalan seberang Pasar Terban, tapi saat lokasi yang mereka pakai dibangun menjadi masjid, mereka lalu hijrah ke seberang. Dalam benak saya saat belum melihat wujud warungnya adalah warung yang gelap dan kotor. Maklum, ada di wilayah pasar gitu loh... Padahal ternyata hanya kurang lampu penerang saja. Aktivitas di Pasar Terban ini hanya ada di siang hari sehingga pihak Pemkot hanya memasang lampu jalan secukupnya di areal parkiran yang sangat luaaaass. Akibatnya meskipun pemilik warung sudah menambah lampu penerang tapi tetap saja tak mampu menjangkau sudut-sudut parkiran yang gelap.

Disebut warung Hello Kitty karena terpal tenda dihiasi gambar Hello Kitty. Piring sajinya pun juga berbentuk Hello Kitty. Botol kecapnya berbentuk badan Hello Kitty (tapi saya lupa memotretnya hehehe). Makanan yang disajikan saat ini hanya memakai daging B2, nothing else. Tongseng babi, sate babi, babi panggang, nasi goreng babi,babi kecap.., hanya itu sebagian menu yang saya ingat karena tiap kali makan disini tak pernah diberi nota.

Sensasi makan disini sungguh berbeda dengan makan B2 di restoran China. Rasa masakannya cenderung manis, agak pedas, tapi terasa gurih tanpa sentuhan rasa saos-saosan seperti chinese food pada umumnya. Bumbu utama yang mereka gunakan juga hanya bawang merah, bawang putih, jahe, lada, garam, gula dan kecap (hingga saat ini saya masih belum berhasil menemukan jejak bawang bombay).

Sore ini kami kebetulan datang saat tenda sedang penuh pengunjung. Terpaksa kali ini duduk di lesehan beralas tikar di atas aspal lahan parkiran. Berada persis di belakang mbak yang memanggang sate membuat saya ngeces karena asapnya yang harum berkeliaran kemana mana terbawa angin senja. 1 porsi sate berisi 5 tusuk dengan harga 18 ribu segera terhidang di depan lutut karena si mbak mungkin pusing mendengar celotehan saya tentang aromanya. Rasanya hmm.. yummy.. manisnya sangat pas, beda jauh jika dibandingkan dengan manisnya sate yang biasanya menyertai Nasi Campur Chinese restoran. Yang ini manis dan agak pedas karena bertabur lada dengan rasa bumbu bawang putih campur kecap & sedikit ketumbar. Mungkin bumbunya mirip sate kambing hanya saja dagingnya memakai daging babi. Kepalang tanggung, kamipun memesan tongseng yang tersaji dalam piring Hello Kitty. Dengan harga 14 ribu,  seporsi sangat cukup untuk teman makan nasi malam ini. Semuanya daging, tanpa lemak. Rasanya manis dan pedas...pedas lada dan pedas cabai rawit oranye ditambah sedikit pedas jahe membuat tempat ini makin mengukuhkan dirinya sebagai warung B2 lidah Jawa.

Sepertinya primadona makanan disini adalah nasi goreng, karena rata-rata pengunjung memesan itu untuk makan malam mereka. Kami pun turut mencoba. Ternyata memang menunggunya sungguh lama, meskipun sedari awal ibu pemasak sudah memberitahu bahwa antriannya lumayan banyak. Saat makanan lain sudah kami habiskan, nasi gorengnya baru datang. Di luar dugaan, porsinya ternyata sungguh dewasa. Besaaaar sekali, cukup untuk makan 2 orang jika mengikuti ukuran perut saya dan suami. Nasi goreng berbumbu khas Jogja, manis dan pedas nikmat disantap dengan irisan kol dan tomat merah. Potongan dagingnya juga banyak, bertaburan tersembunyi didalam nasi goreng yang berharga 16 ribu rupiah. Cukup pantaslah karena porsinya memang jumbo menurut saya.

Sore itu saya perhatikan pengunjungnya datang dari beragam latar belakang, dari yang berkulit hitam hingga kuning langsat, dari yang berambut keriting hingga yang lurus. Barangkali  mereka rindu masakan kampung halaman. Jadi, saat rindu rasa masakan B2 yang berbeda? Tentu saja Hello Kitty pasar Terban adalah tempatnya.



No comments:

Post a Comment