Manusia tercipta sebagai makhluk yang berakal budi, tak heran jika dunia ini penuh dengan ide baru dan inovasi. Jangankan inovasi teknologi, wong bidang makanan saja sudah tak terhitung lagi betapa banyaknya variasi. Contohnya varian persotoan. Saya pernah membaca bahwa pada awalnya soto itu adalah makanan Cina yang pertama kali populer di Semarang dan disebut Caudo. Dari kata Caudo lambat laun berubah menjadi Soto. Orang Makassar menyebutnya coto sedang orang Pekalongan menyebutnya Tauto. Budhe saya (alm) yang tinggal di Solo menyebutnya Sauto.
Tidak hanya penyebutan nama, tapi bumbu dan isi mangkoknya juga mengalami penyesuaian dengan lidah lokal. Oleh karena itu tak heran jika rasa Soto bisa berbeda-beda. Meskipun begitu, beberapa soto yang sejenis mempunyai kesamaan isian mangkoknya, yaitu mie atau soun, tauge, kol, memakai daging ayam/sapi dan dimakan bersama nasi. Kunci kenikmatan makan soto menurut saya terletak pada kuahnya yang panas mengepul. Apalagi jika ditambah sedikit perasan jeruk nipis dan kecap manis dan sambal, wiiih dijamin sedap sekali.
Kali ini saya tidak akan mebahas tentang soto wisata, saking terkenalnya hingga menurut saya kesannya malah menjadi kurang istimewa. Warung soto yang akan saya bahas ini sejatinya menjual Bakso Rusuk dan Selat Solo, tapi justru di tempat inilah saya menemukan soto bakar yang sekarang menjadi kegemaran saya.
Oh ya, warung yang kami datangi ini terletak di Jalan Magelang km 8 Mlati Sleman, atau sekitar 1 kilometer di sebelah utara showroom mobil Honda Anugerah Sejahtera. Lokasi parkirnya luas dan ruang duduknya bisa menampung lebih dari 50 orang. Selain membuka cabang di Jalan Magelang, mereka juga punya cabang di Jalan Jogja-Solo daerah Kalasan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fauzy/asal-usul-soto_5500d9438133112819fa7f35
Menurut Dennys Lombard,
dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya, asal mula Soto adalah makanan
Cina bernama Caudo, pertama kali populer di wilayah Semarang. Dari Caudo
lambat laun menjadi Soto, orang Makassar menyebutnya Coto, dan orang
Pekalongan menyebutnya Tauto bahkan beberapa tempat ada yang menyebutnya
Sauto. Soto juga merupakan campuran dari berbagai tradisi, baik dari
tradisi cina maupun tradisi lokal yang mana bumbu dari soto tersebut di
sesuaikan dengan lidah orang indonesia sehingga soto masih menjadi
primadona makanan sampai sekarang. Isi dari soto identik dengan mie atau
soun, daging ayam / daging sapi / daging kerbau, menggunakan perasan
jeruk limau, bawang goreng, koya, dan tidak lupa manambahkan nasi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fauzy/asal-usul-soto_5500d9438133112819fa7f35
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fauzy/asal-usul-soto_5500d9438133112819fa7f35
No comments:
Post a Comment