Tuesday, November 24, 2015

Soto Bakar Jalan Magelang km 8 Mlati Sleman Yogyakarta

www.jogja-jajan.blogspot.com-soto-bakar-sapi

Manusia tercipta sebagai makhluk yang berakal budi, tak heran jika dunia ini penuh dengan ide baru dan inovasi. Jangankan inovasi teknologi, wong bidang makanan saja sudah tak terhitung lagi betapa banyaknya variasi. Contohnya varian persotoan. Saya pernah membaca bahwa pada awalnya soto itu adalah makanan Cina yang pertama kali populer di Semarang dan disebut Caudo. Dari kata Caudo lambat laun berubah menjadi Soto. Orang Makassar menyebutnya coto sedang orang Pekalongan menyebutnya Tauto. Budhe saya (alm) yang tinggal di Solo menyebutnya Sauto.

Tidak hanya penyebutan nama, tapi bumbu dan isi mangkoknya juga mengalami penyesuaian dengan lidah lokal. Oleh karena itu tak heran jika rasa Soto bisa berbeda-beda. Meskipun begitu, beberapa soto yang sejenis mempunyai kesamaan isian mangkoknya, yaitu mie atau soun, tauge, kol, memakai daging ayam/sapi dan dimakan bersama nasi. Kunci kenikmatan makan soto menurut saya terletak pada kuahnya yang panas mengepul. Apalagi jika ditambah sedikit perasan jeruk nipis dan kecap manis dan sambal, wiiih dijamin sedap sekali.
www.jogja-jajan.blogspot.com-soto-bakar-sapi

Di kota Jogja, soto termasuk makanan yang mudah ditemukan. Kita bisa menemukan soto di restoran, kios di dalam pasar, tenda kakilima, pengkolan jalan, bahkan hingga restoran. Dari yang semangkok berharga 3.000 rupiah saja hingga belasan ribu juga ada. Tak sedikit warung soto yang saat ini berubah menjadi tujuan wisata, misalnya Soto Kadipiro.

Kali ini saya tidak akan mebahas tentang soto wisata, saking terkenalnya hingga menurut saya kesannya malah menjadi kurang istimewa. Warung soto yang akan saya bahas ini sejatinya menjual Bakso Rusuk dan Selat Solo, tapi justru di tempat inilah saya menemukan soto bakar yang sekarang menjadi kegemaran saya.
www.jogja-jajan.blogspot.com-soto-bakar-sapi

Oh ya, warung yang kami datangi ini terletak di Jalan Magelang km 8 Mlati Sleman, atau sekitar 1 kilometer di sebelah utara showroom mobil Honda Anugerah Sejahtera. Lokasi parkirnya luas dan ruang duduknya bisa menampung lebih dari 50 orang. Selain membuka cabang di Jalan Magelang, mereka juga punya cabang di Jalan Jogja-Solo daerah Kalasan.
www.jogja-jajan.blogspot.com-soto-bakar-sapi

Warung ini menyajikan soto dengan isian yang biasa, yaitu nasi dan tauge, dalam genangan kuah panas yang membanjiri mangkok ukuran standar. Ditambah dengan sedikit potongan tomat dan cincangan daun seledri, kemudian ditaburi bawang goreng. Jika hanya mencicipi sotonya saja tidak akan terlalu enak rasanya, tapi saat disantap bersama daging bakarnya, saya langsung jatuh cinta pada saat itu juga. Pada kebanyakan warung soto, daging biasanya dipotong atau disuwir. Beda halnya dengan warung ini. Menggunakan daging sapi dalam potongan-potongan besar, yang direbus bersama bumbu kemudian dibakar hingga agak kering. Dibakar cukup kering tapi tidak sampai keras, jadi tekstur dagingnya masih juicy. Daging disajikan dalam piring terpisah bersama kecap manis dan lada bubuk. Rasanya tidak mirip sate, gurih tapi manis dan agak pedas karena bertabur lada bubuk butiran. Yang membuat semakin istimewa adalah soto daging bakar ini dimakan bersama irisan bawang bombay mentah. Kriuknya bombay dengan rasa khasnya yang sebagian orang mungkin tergolong agak nyegrak malah semakin menambah nikmat tatkala bersantap.

www.jogja-jajan.blogspot.com-soto-bakar-sapi
Banyak menu yang bisa dipilih dengan harga yang relatif murah. Jika di warung soto pinggir jalan harga per mangkok soto ayam sudah mencapai 12 ribu, maka menurut saya harga 14 ribu rupiah yang dipatok di warung ini masih wajar mengingat harga daging sapi jauh diatas harga daging ayam.



Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fauzy/asal-usul-soto_5500d9438133112819fa7f35
Menurut Dennys Lombard, dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya, asal mula Soto adalah makanan Cina bernama Caudo, pertama kali populer di wilayah Semarang. Dari Caudo lambat laun menjadi Soto, orang Makassar menyebutnya Coto, dan orang Pekalongan menyebutnya Tauto bahkan beberapa tempat ada yang menyebutnya Sauto. Soto juga merupakan campuran dari berbagai tradisi, baik dari tradisi cina maupun tradisi lokal yang mana bumbu dari soto tersebut di sesuaikan dengan lidah orang indonesia sehingga soto masih menjadi primadona makanan sampai sekarang. Isi dari soto identik dengan mie atau soun, daging ayam / daging sapi / daging kerbau, menggunakan perasan jeruk limau, bawang goreng, koya, dan tidak lupa manambahkan nasi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fauzy/asal-usul-soto_5500d9438133112819fa7f35

No comments:

Post a Comment