Tuesday, February 23, 2016

Legenda Ayam Goreng Kalasan, mbok Berek Candisari

www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1
Siapa sih yang tak kenal dengan Ayam Goreng Kremes? Gurihnya daging ayam dan kremesannya yang kriuk-kriuk bisa membuat orang jadi ketagihan. Nah, belum lama ini saya mampir ke rumah makan yang menjadi legenda ayam goreng di Jogja. Ayam Goreng Mbok Berek.  

Jaman saya masik kecil di pertengahan 80-an, ibuk saya suka sekali mengajak kami bersantap di tempat ini. Rupanya jaman itu alm. bu Tien Suharto juga sering kesini, terlihat dari foto-foto beliau yang terpampang di area resto. Dan kini saat saya datang kembali sambil mengajak anak saya, rasanya seperti dejavu tapi dalam posisi sebagai ibu.

Sejak lama saya penasaran mengapa tempat makan ini dinamai mbok Berek. Dan inilah kisah yang saya dapatkan saat berkunjung kembali kesana.
www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1

Diawali dengan cerita tentang seorang gadis bernama Nyi Rame yang menikah dengan Ki Ronodikromo lalu dikaruniai enam orang anak. Ibu muda ini berjualan ayam goreng dirumahnya di daerah Candisari Kalasan Yogyakarta. Sebagai istri, pengusaha dan ibu tentu saja membuat rumah Ni Ronodikromo selalu meriah. Pada suatu hari, seorang anaknya menangis menjerit-jerit (jawa=nangis berek-berek) hingga membuat kehebohan. Sejak itu Ni Rono mendapat julukan baru, yaitu mbok Berek. Julukan ini lalu berkembang menjadi trademark yang membuat resep ayam gorengnya melegenda hingga dipatentkan. Resep inipun diturunkan ke anak cucunya semisal ayam goreng Ny Suharti yang merupakan generasi ketiga Mbok Berek.

www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1
Rumah makan yang kami singgahi ini dikelola oleh ibu Noor, generasi ketiga Mbok Berek. Tampilan dari luar nampak gersang karena persis di pinggir jalan. Ada sedikit pohon yang kalau di desa saya disebut teh-tehan di dekat andong (delman/dokar) yang dulunya merupakan sarana transportasi keluarga ini. Masuk ke dalam rumah, ada gebyok ukiran yang terbuat dari kayu jati, bahkan mayoritas furniture di ruangan ini berbahan kayu jati. Memang ini dahulu adalah rumah tinggal yang halamannya sudah menciut karena kena pelebaran jalan raya.
www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1

Kami memesan setengah porsi ayam kremes, lalapan dan gudeg biasa. Sambil menunggu hidangan, si denok dan saya bermain kursi goyang yang terletak di depan kolam ikan. Terlindung dari matahari, diterpa angin semilir berhembus, duduk bergoyang semakin nyaman sambil mendengar kicauan burung-burung peliharaan di dalam sangkar yang tergantung di beberapa tempat. Tidak heran saat kami masuk ke dalam rumah makan, ada 2 karyawan yang sedang tertidur pulas di kursi panjang karena sepi pengunjung.

www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1
Mengingat semua jenis makanan yang ada di dalam menu sudah siap saji, maka pelayanannya sangat cepat. Ayam kampung yang kami pesan berukuran kecil tapi lengkap mulai kepala hingga kaki, disajikan dengan sedikit taburan kremesan. Meski ukurannya kecil, rasanya sangat gurih. Menurut penjelasan bapak pelayan, ayam ini diolah cukup lama, bahkan tulang ayamnya saja hampir transparant dan hilang isi sumsumnya. Dimasak demikian lama tidak membuat jadi overcooked, tetap kenyal bahkan bumbunya merasuk ke dalam daging.

www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1
Kami sengaja memesan gudeg mengingat ini adalah legenda rumah makan Jogja, jadi siapa tahu rasa gudegnya juga istimewa. Sayang sekali, jangankan dibandingkan gudeg wijilan, rasa dan tampilan gudeg mbok Berek saja kalah dengan gudeg angkringan. Gudeg yang kami santap lebih mirip sayur nangka (jangan gori asat). Teksturnya terlalu basah jika mau dinamai gudeg, dan rasanya malah gurih. Gudeg yang biasa saya makan selama ini teksturnya kering dan rasa manisnya sangat dominan, seperti makan gula hehehe..
www.jogja-jajan.blogspot.co.id-ayam kremes-mbok berek-yogya1

Ada satu hal lagi yang membuat kami kurang tenang selama makan ditempat ini, yaitu banyaknya kertas peringatan kejahatan yang tertempel sejak dari luar gedung hingga dekat kasir. Makan sambil bolak balik ngecek kendaraan membuat mood jadi hilang. Saat saya tanyakan alasannya, rupanya sudah lama tempat ini menjadi incaran kejahatan pencurian barang di dalam mobil dengan modus pecah kaca. Terakhir kejadian sehari sebelum kami mampir, untung terpantau dari kamera CCTV sehingga dapat langsung dipergoki meski penjahatnya kabur duluan.
Baiklah mbok Berek.. setidaknya kami sudah sedikit mengenal tentang legenda itu meski harus merogoh kocek cukup dalam dan makan dengan hati tak tenang.

No comments:

Post a Comment