Saturday, August 29, 2015

SAGAN DAK GALBI


 SAGAN DAK GALBI
 
"Dak Galbi, apaan itu ya?" Itulah pertanyaan yang selalu hinggap di kepala saya tiap kali belok kanan ke daerah Sagan. Biasanya hampir tiap 2 minggu sekali saya pasti ke daerah Sagan buat belikan maem-nya Tiko, si miniature pinscher kesayangan. Sagan Dak Galbi berada di urutan pertama dari sederetan tempat makan yang berupa depot/tenda semi permanen. Tapi sepertinya tempat itu hanya buka dari sore sampai malam karena selama ini setiap saya lirik kok lebih sering tutup daripada buka. Alhasil kami masih belum kesampaian untuk ber-nyoman disana. Apa itu nyoman? Bagi orang Jogja, nyoman bisa mempunyai beberapa arti, salah satunya : nyoba mangan.

Pada akhirnya kesempatan itu datang juga. Lapar setelah fisioterapi menuntut untuk ditambani. Pas udah duduk dan melihat dekorasinya barulah ngeh saya, Sagan Dak Galbi rupanya adalah tempat makan bercita rasa Korea. Maklum saya bukan penggemar fanatik K-Pop, baik musik, film, fashion ataupun makanannya. Sagan itu sendiri adalah nama wilayah di utara RS Bethesda Yogya. Dak berarti daging ayam dan Galbi kurang lebih berarti cara memasaknya. Jadi kalau saya terjemahkan secara bebas mungkin kurang lebih artinya menjadi makanan khas Korea yang terdiri dari daging ayam dan berbagai macam sayuran yang dimasak dengan bumbu khas sehingga menghasilkan rasa yang enak, pedas, manis dan gurih, cmiiw..
Lokasi depot Sagan Dak Galbi terletak di perempatan jalan protokol, persimpangan antara Galeria Mall, RS Bethesda dan shopping centre Jalan Solo. Dahulu tempat ini merupakan lahan parkir, tapi lama kelamaan malah berkembang jadi semacam foodcourt dengan berbagai macam booth. Berderet deret tenda menyajikan beraneka menu Indonesia, Jepang & Korea. Pemandangannya lumayan menyenangkan, cukup mendapat terang dari imbas sorot lampu mall tapi relatif sunyi dari deru mesin kendaraan. Percakapan ringan dilakukan dengan volume normal tanpa harus bersaing dengan bising jalanan. 
jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan

Kali ini kami memesan Energy Ramen dan Sogogi Champong. Demi si denok, saya memesan makanan yang tidak pedas, dan Energy Ramen menjadi pilihan yang pas. Dari deskripsinya, ini adalah mi ramen berkuah gurih dengan isian sayuran, telor dan irisan daging sapi. Sayangnya saat dihadirkan, telornya tidak kelihatan, daging sapinya menggunakan bagian tetelan dan sayurannya hanya serupa hiasan. Tampilannya pucat & kurang warna, hanya ada sedikit oranye dari serutan wortel, tauge dan Zuccini yang dirajang. Sogogi Champong kurang lebih sama, mi kuah yang berwarna lebih merah dari ramen saya karena rasanya memang pedas. Daging sapinya juga menggunakan bagian tetelan dan sayurannya sama persis dengan mie ramen. Berikutnya kami memesan Hemoul Pajeon yang dimaksudkan sebagai cemilan ringan. Menu ini sendiri diterjemahkan oleh depot ini sebagai martabak Korea. Bentuknya bulat dengan isian cincangan seafood, tapi pada kenyataannya hanya memakai cumi daripada hasil laut lainnya. Martabak ini dimasak bersama telur bercampur terigu dan disajikan bersama saus tomat. Saat kami cicipi, rasanya masih belum memuaskan. Seandainya martabak dimasak hingga matang sempurna pasti akan lebih lezat, namun sayangnya sang koki sepertinya terburu-buru sehingga tepungnya masih terasa.
jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringanjogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan

Harga menu di Sagan Dak Galbi dipatok di atas rata-rata warung tenda kakilima wilayah Jogja.  Pada kunjungan nyoba mangan kali ini, kami gagal untuk nyoman... Apa itu nyoman? Kali ini nyoman berarti : nyoba, tuman.


jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan

jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan
jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan
jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan
jogja-jajan.blogspot.com-sagan-dak-galbi-tenda-angkringan










No comments:

Post a Comment